Berawal dari hasil nguping sama keluarga pa boss,
uppsss. kok saya jadi nguping omongan keluarga orang ya?. Kan ga boleh tuh!. Tapi saya jadi malah keasyikan gitu denger pa boss
ngomongin tentang rihlah rafting ke sukabumi. Saya yang belum pernah rafting
alias arung jeram pun jadi tambah kepo dengerin mereka ngomongin rihlah rafting,
padahal diajak aja belum tentu. Malah saya keasyikan dengerin cerita pa boss
tentang destinasi wisata yang akan dituju sama keluarga besarnya nanti.
Setelah
mendengar cerita pa boss tentang wisata rafting yang akan dikunjungi, saya
pun jadi ngarep banget pengen ikut. Alhamdulillah, Allah pun yang menggerakkan
hati pa boss buat ngajak saya dan karyawan lainnya, eh cuma dua sih karyawan yang ada, buat ikut bergabung
rihlah rafting. Dalam hati saya kegirangan dan impian buat rafting
kesampean, duuuh terharu biru.. Alhamdulillahirobiil ‘aalaamiinJ
Yap Alhamdulillah, setelah pa boss mencari-cari guest house, dan akhirnya ketemu.
Disepakatilah hari keberangkatan ke Bandung, yaitu hari Sabtu jam 1 dini hari
kami berangkat ke sana. Yups, jam 1 dini hari kami berangkat ke Bandung.
Yang ikut ke Bandung yaitu sebagian besar keluarga
besar Pa Boss, oh iya nama bos saya namanya Pa Ihsan. Beliau anak keenam dari
enam bersaudara alias anak bungsu paling buncit. Saudara Pa Ihsan yang ikut
yaitu Pa Dudy, Pa Ary, Pa Anton. Saudara-saudara Pa Ihsan dateng bersama dengan
para keluarganya. Kecuali Pa Dudy, karena istrinya dinas ke Malaysia bersama
Dede Inan. Juga tak ketinggalan bapak, ibu dan mbah Pa Ihsan pun
ikut menemani ke Bandung. Kami ke Bandung dengan menggunakan mobil elep, gak
tau nih ejaan yang bener nama mobilnya gimana. Belum googling, mobil elep itu sejenis mobil yang dipakai perusahaan
travel. Bersama juga si mobil elep ditemani oleh si avanza item.
Setelah saya
googling, ternyata ejaan elep yang bener itu elf. Heheheheh..
Yup, saya menikmati perjalanan ke
Bandung dengan suasana malam hari eh dini hari, dengan mata yang masih
mengantuk dan perut keroncongan, terpaksa saya ngemil di mobil sambil
merem-merem. Iya betul, saya makan sambil mata merem, karena saking ngantuk dan
lapernya perut saya :’). Nyam nyam nyam. Makanan yang pertama kali saya buka
adalah si oreo warna krim pink. Nyam nyam nyam. Setelah kenyang dan sambil menikmati
indahnya jalan tol di malam hari, kayaknya gak ada yang terlalu bagus buat
dilihat *dalam hati. Namun, saya berusaha untuk mencari tahu dimana letak
keindahan jalan tol di malam hari. Yes, Alhamdulillah. Saya udah ketemu itu keindahan jalan tol di malam hari.
Yaitu jeng jeng jeng…. Mobil truk yang bannya 12 lalu lalang di jalan tol. Jelas
kalo pagi hari keliatan pemandangan sekitar jalan tol dengan indah karena ada
sinar matahari, kalo malem jadi asyik merhatiin truk-truk gede yang lalu lalang
bawa barang-barang dagangan. Yippiii..
Setelah sampai di Bandung, saya rapi-rapi
barang bawaan lalu beristirahat sambil menunggu siang hari untuk rafting. Subhanallah,
udara di sana masih sejuk dan asri. Sepanjang daerah penginapan terpampang
perkebunan teh, sayur mayur juga peternakan sapi. Di sana memang terkenal
dengan hasil produksi susu sapi segar. Makanya setiap pagi dan sore kami selalu
disediakan susu sapi segar yang masih hangat.
Yap, kegiatan yang
ditunggu-tunggu telah datang!. Saya pun bersiap-siap untuk ke tempat yang
dituju. Setelah dibagi-bagi kelompok, ada dua perahu yang dipakai. Saya ikut ke
perahu kuning. Ada saya, Anna, Mba Titis, Mas Anton, Pa Sofyan, juga Akang
Trainer.
Kang Trainer pun
menjelaskan cara-cara mendayung yang baik dan benar. Dayung ke kiri seperti
ini, dayung ke kanan seperti itu. Cara supaya kalo ada jeram kita harus masuk
ke dalam perahu dengan posisi duduk. Setelah menjelaskan secara seksama kami
pun menuju sungai yang akan diarungi untuk berafting ria. Sebelum berafting,
kami pun berfoto ria J
Perjalanan mengarungi sungai Palayangan pun dimulai. Suara aliran
air sungai yang merdu menambah syahdunya perjalanan rafting kami. Udara yang
sejuk serta ditemani pepohonan yang rindang, perpaduan maha karya alam yang
menakjubkan.
Satu demi satu
jeram saya lalui dan yang paling dalam jeramnya adalah jeram domba. Alhamdulillah,
perahu saya tidak terbalik. Tapi perahu bos saya terbalik. Alhasil semua pada
jatuh, juga istri bos teman saya waktu kuliah tenggelam di bawah balik perahu. Ditunggu
hingga beberapa detik dia tak muncul jua di permukaan. Tim rescue pun
dengang sigap saling bekerja sama untuk menyelamatkan Ning teman saya. Dan akhirnya
Ning berhasil diselamatkan. Terlihat dari raut mukanya, masih merah dan shock.
Di tengah
perjalanan kami pun beristirahat sebentar, tak juga lupa berfoto ria untuk
kenangan.
Akhirnya setelah berlalu lalang
mengarungi sungai Palayangan, kami berhenti di akhir sungai yang ditentukan. Tapi
malang nasib saya, si trainer membalikkan badan saya sampai saya tercebur. Blurrrr..
ain sungai yang dingin, dan saya merasakan kaki saya kok tak menapak di dasar
sungai, lah ini jadi dalem begini sungainya?... saya bertanya-tanya dalam hati.
Loh, ternyata emang sungai ini dalam, tak ayal lagi setelah mencoba agar diri
ini terapung di atas air, tak disangka-sangka bala bantuan dari Pa Sofyan
tiba-tiba saja datang begitu saja. Dengan kuat Pa Sofyan mengangkat saya dari
air dan saya kembali di perahu. Penyelamatan yang sangat kasar. Sampai saya
tercekik, kik, kik.
Begitulah
pengalaman rafting yang selalu membekas di ingatan ini. Pokoknya seru
berafting, kalian harus coba! J